Cerita Lao Zi: Perbedaan Lidah dan Gigi
Tuesday, April 28, 2009
Salah satu orang yang paling berilmu di negeri China adalah Lao Zi.Dan,Lao zi belajar banyak dari gurunya yang berilmu sangat tinggi. Nama gurunya itu adalah Shang Rong. Shang Rong memiliki pemikiran sangat tinggi dan mendalam. Ia juga memiliki cara mengajar yang dikagumi oleh Lao Zi, karena itu ia merasa bahwa gurunya yang menjadikannya manusia berpengetahuan luas.
Pada suatu hari, dalam usia yang sudah sangat lanjut, Shang Rong sakit parah. Saat mendengar bahwa guru yang sangat disayangi dan dikaguminya sakit, Lao Zi neninggalkan pekerjaannya dan pergi membesuk. Saat itu Lao Zi sangat khawatir bahwa gurunya tidak akan bisa bangun lagi. Karena itu, ia bertanya kepada Shang Rong, "Apakah ada yang bisa saya bantu dan apakah ada pesan-pesan yang sangat penting ?"
Dengan suara yang masih bisa didengar dengan jelas, Shang Rong berkata, "Jika kamu pergi dan melewati sebuah desa tua, kamu harus turun disana."
Lao Zi agak heran dan bertanya," Apakah itu berarti saya tidak boleh menjadi orang yang lupa akan desa tua atau kampung halaman ?"
Shang Rong menggelengkan kepalanya lalu berkata," Jika kamu melewati pohon tua yang tinggi besar, harus berlari dengan pelan-pelan"
Lao Zi menjawab, " Apakah maksudmu yang penting adalah orang muda harus menghormati orang yang tua ?"
Sambil tersenyum Shang Rong menggelengkan kepalanya lagi. Setelah mereka berdua terdiam sejenak, Shang Rong memikirkan sesuatu untuk dikatakan, sementara Lao Zi memikirkan apa maksud gurunya.
Tidak berapa lama kemudian Shang Rong membuka mulutnya lalu bertanya, "Apakah lidah saya masih ada ?"
Lao Zi menganggukkan kepala dan menjawab," Masih ada !"
Lalu Shang Rong melanjutkan pertanyaannya, " Apakah gigi saya masih ada ?"
Setelah melihat, Lao Zi menjawab, " Sudah tidak ada satupun gigi yang tertinggal !"
Shang Rong kembali bertanya ," Apakah kamu tahu arti yang hendak saya sampaikan ?"
Setelah berfikir sejenak, Lao Zi menjawab, "Apakah guru ingin menyampaikan bahwa gigi itu keras dan karena itu rontok duluan. Dan, lidah itu lembut dan fleksibel, karena itu lebih tahan lama daripada gigi ?"
Dengan senyum bangga, Shang Rong memuji muridnya, " Kamu sekarang sudah mengerti semua rumus penting hidup."
Pada suatu hari, dalam usia yang sudah sangat lanjut, Shang Rong sakit parah. Saat mendengar bahwa guru yang sangat disayangi dan dikaguminya sakit, Lao Zi neninggalkan pekerjaannya dan pergi membesuk. Saat itu Lao Zi sangat khawatir bahwa gurunya tidak akan bisa bangun lagi. Karena itu, ia bertanya kepada Shang Rong, "Apakah ada yang bisa saya bantu dan apakah ada pesan-pesan yang sangat penting ?"
Dengan suara yang masih bisa didengar dengan jelas, Shang Rong berkata, "Jika kamu pergi dan melewati sebuah desa tua, kamu harus turun disana."
Lao Zi agak heran dan bertanya," Apakah itu berarti saya tidak boleh menjadi orang yang lupa akan desa tua atau kampung halaman ?"
Shang Rong menggelengkan kepalanya lalu berkata," Jika kamu melewati pohon tua yang tinggi besar, harus berlari dengan pelan-pelan"
Lao Zi menjawab, " Apakah maksudmu yang penting adalah orang muda harus menghormati orang yang tua ?"
Sambil tersenyum Shang Rong menggelengkan kepalanya lagi. Setelah mereka berdua terdiam sejenak, Shang Rong memikirkan sesuatu untuk dikatakan, sementara Lao Zi memikirkan apa maksud gurunya.
Tidak berapa lama kemudian Shang Rong membuka mulutnya lalu bertanya, "Apakah lidah saya masih ada ?"
Lao Zi menganggukkan kepala dan menjawab," Masih ada !"
Lalu Shang Rong melanjutkan pertanyaannya, " Apakah gigi saya masih ada ?"
Setelah melihat, Lao Zi menjawab, " Sudah tidak ada satupun gigi yang tertinggal !"
Shang Rong kembali bertanya ," Apakah kamu tahu arti yang hendak saya sampaikan ?"
Setelah berfikir sejenak, Lao Zi menjawab, "Apakah guru ingin menyampaikan bahwa gigi itu keras dan karena itu rontok duluan. Dan, lidah itu lembut dan fleksibel, karena itu lebih tahan lama daripada gigi ?"
Dengan senyum bangga, Shang Rong memuji muridnya, " Kamu sekarang sudah mengerti semua rumus penting hidup."
1 comments:
bagus
Post a Comment