Pengaruh Kunci Keberhasilan Benjamin Franklin Pada Diriku oleh Frank Bettger

Tuesday, June 16, 2009


Saya lahir sewaktu badai salju tahun 1888, disebuah rumah deret yang kecil di Nassau Street, Philadelphia. Pada kedua sisi jalan, terdapat tiang-tiang lampu setiap sekitar 45 meter. Saya masih dapat mengingat, sewaktu saya masih kanak-kanak, saya selalu melihat setiap sore menjelang senja, ada orang yang datang kejalan dengan membawa obor yang menyala. Ia berhenti di setiap tiang lampu, dan menyalakannya dengan obor tersebut. Biasanya saya memandangnya sampai ia hilang dari pandangan. Seperginya, jalan menjadi terang sehingga orang bisa melihat.

Bertahun-tahun kemudian, sewaktu saya menggapai-gapai dalam "kegelapan" dalam mencoba belajar menjual dengan susah payah, saya membaca buku yang berpengaruh besar sekali dalam hidupku. Judulnya, Otobiografi Benjamin Franklin. Kehidupan Franklin mengingatkan saya pada orang yang menyalakan lampu tadi. Benjamin juga meninggalkan "terang", sehingga orang-orang lain sesudahnya dapat melihat jalannya.

Salah satu dari cahaya itu adalah benderang bagaikan mercu suar yang besar. Itulah gagasan yang ditemukan Franklin sewaktu masih menjadi seorang juru cetak yang kecil di Philadelphia dan masih dililit hutang. Ia memandang dirinya seorang yang berkemampuan lumrah. Tetapi ia yakin ia akan dapat mencapai dasar-dasar pokok dari hidup yang berhasil, kalau saja ia dapat menemukan metode yang tepat. Karena pikirannya kreatif dan inventif, ia mendapatkan sebuah metode yang demikian sederhana, namun sangat praktis, sehingga setiap orang akan dapat mempergunakannya.

Franklin memilih tiga belas hal yang ia pandang perlu untuk dikuasasinya. Dan untuk setiap hal, Franklin memberikan konsentrasi selama satu minggu. Dengan cara ini, seluruhnya dapat ia rampungkan dalam tiga belas minggu, dan proses ini diulangi selama empat kali dalam setahun. Salinan persis dari ketiga belas hal yang ada dalam otobiografinya akan anda temukan pada halaman berikutnya.

Ketika Benjamin Franklin berusia tujuh puluh sembilan tahun, ia menulis tentang gagasan ini sebanyak lima puluh halaman, karena dalam hidupnya ia merasa hal inilah yang telah membuatnya sukses dan bahagia. Ia menutup tulisannya demikian: "Saya harapkan karenanya, agar beberapa dari keturunanku akan mengikuti contoh saya dan menuai hasil manfaatnya."

Sewaktu saya membaca kata-kata ini, saya baca ulang halaman-halaman di mana ia mulai menerangkan rencananya, dengan penuh semangat. Bertahun-tahun, halaman-halaman itu saya baca-baca ulang. Saya memandangnya seperti sebuah harta pusaka!

Saya pikir, kalau orng jenius seperti Benjamin Franklin saja beranggapan hal ini merupakan hal yang terpenting yang pernah dilakukannya, nah mengapa saya tidak mencobanya? Bukankah Benjamin Franklin seorang yang sangat bijak dan praktis? Mungkin kalau saja saya pernah menginjak bangku perguruan tinggi, bisa-bisa saja saya beranggapan, diri saya terlalu tinggi untuk mengerjakan hal-hal seperti ini. Tetapi saya sendiri diliputi perasaan rendah diri, karena saya hanya bersekolah selama enam tahun seumur hidup. Lalu, setelah saya mengetahui Benjamin Franklin hanya sempat bersekolah selama dua tahun, dan kini, 150 tahun setelah ia meninggal, semua universitas besar di dunia memberikan penghormatan padanya, saya pikir saya bodoh kalau tidak mencoba petunjuknya! Begitupun, saya masih menyembunyikan apa yang saya lakukan. Saya takut kalau orang akan menertawakanku.

Saya ikuti rencananya persis seperti yang diajarkannya. Saya lalu menerapkannya dalam bidang kewiraniagaan. Dari ketigabelas hal petunjuk Franklin, saya memilih enam, lalu mengganti ketujuh lainnya dengan hal-hal yang akan lebih membantu saya dalam bisnis. Hal-hal itulah yang merupakan kelemahan khas saya.

Inilah daftar saya, dan urutan pemakaiannya.

1. Antusiasme
2. Tertib: organisasi diri
3. Berpikir dari kaca mata kepentingan orang lain
4. Pertanyaan
5. Masalah kunci
6. Diam: dengarkan dengan penuh perhatian
7. Kejujuran: patut dipercaya
8. Pengetahuan atas bisnis dalam bidangku
9. Penghargaan dan Pujian
10.Senyum: kebahagiaan
11.Mengingat nama dan wajah orang
12.Layanan dan terus mencari prospek
13.Menutup penjualan: tindakan

Saya membuat kartu berukuran 3x5, sebuah pengingat saku, untuk setiap hal diatas, dengan diberi ikhtisar pendek serupa dengan pengingat saku lainnya. Pada minggu pertama, saya bawa kartu antusiasme di sakuku. Prinsip-prinsip ini saya baca beberapa kali dalam sehari. Untuk satu minggu itu, saya berketetapan hati untuk meningkatkan antusiasme baik dalam pekerjaan kewiraniagaan, maupun dalam hidupku. Pada minggu kedua, saya bawa kartu Tertib: organisasi diri. Dan demikian seterusnya setiap minggu.

Setelah saya selesaikan putaran tigabelas minggu pertama, dan mulai kembali dengan hal pertama-Antusiasme-saya rasakan saya sudah dapat lebih mengendalikan diriku dengan lebih baik. Saya mulai merasakan adanya kekuatan rohani, yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya. Setiap minggu, saya mempunyai pemahaman yang semakin baik atas hal-hal tadi. Dan menjadi semakin mendalam penguasaanku. Usahaku menjadi semakin menarik. Saya menjadi keranjingan!

Pada akhir satu tahun, saya sudah menyelesaikan empat kursus. Saya merasakan bahwa hal-hal itu saya kerjakan secara wajar. Ternyata rencana yang sederhana ini merupakan resep yang hebat sekali. Tanpa resep tadi, saya ragu apakah akan tetap dapat mempertahankan antusiasme saya............dan saya yakin kalau seseorang dapat mempertahankan antusiasme dalam waktu cukup lama, maka antusiasme itu akan menghasilkan sesuatu!

Inilah yang mengherankan diriku: Saya jarang bertemu orang yang belum pernah mendengar tentang rencana tiga belas minggunya Franklin, tetapi saya belum pernah mendengar di antara mereka yang saya jumpai itu, pernah mencobanya! Padahal di penghujung hidupnya yang panjang dan menyenangkan itu, Benjamin Franklin menulis: "Saya harapkan, beberapa dari keturunanku akan mengikuti teladan ini, dan menuai hasilnya yang bermanfaat."

Kalau ingin sukses, seorang manajer penjualan cukup hanya dengan mengharuskan para wiraniaganya untuk mengikuti rencana Franklin tadi.

Ingatlah bahwa Franklin adalah seorang ilmuwan. Rencana ini ilmiah. Kesampingkanlah, maka Anda sebenarnya mengesampingkan salah satu gagasan yang paling praktis, yang pernah ditawarkan kepada Anda. Saya tahu itu. Saya tahu apa yang telah dihasilkan untuk diriku. Saya tahu, hal yang sama akan terjadi juga pada setiap orang yang mau mencobanya. Ini bukan jalan yang mudah. Jalan yang mudah itu tidak ada. Tetapi, dijamin berhasil!

0 comments:

Post a Comment

About This Blog

Blog Archive

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP