Seluruh Darah Dalam Tubuh Manusia: A Free Inspiration
Saturday, July 25, 2009
Profesor Paul Dirac, meninggal di Florida, Amerika, pada bulan Oktober 1984 dalam usia 84 tahun. Penerima hadiah Nobel dan penghargaan-penghargaan lainnya ini, dianggap sebagai ilmuwan terbesar tentang teori modern, setelah Newton dan Einstein, dalam efek fisika pada bagian terkecil atom, dan prediksi efektifnya tentang non-materi. Sebelumnya, secara eksperimental telah ditemukan, bahwa "anti-materi" dan "anti-alam" nya menjadi panutan gagasan-gagasan fisika, untuk menjelaskan ciri dan kandungan alam kontemporer, keaslian dan sejarahnya.
J.G. Crowther dalam riwayat hidupnya yang dimuat The Guardian (4 November 1984) secara tepat memberikan gelar kepada Dirac sebagai "anti-nature Prophet-Nabi anti-alam".
Penemuan pertama Dirac tentang anti-partikel pertama yang dikenal sebagai positron, mengubah dunia fisika nuklir. Kaum terpelajar, secara alami, tertarik mengetahui bagaimana dia sampai pada penemuan yang menggemparkan dunia itu. "Ketika orang menanyainya, bagaimana dia memperoleh ide yang hebat tentang alam materi sub-atom," J.G. Crowther menulis," dengan sabar dia akan menjelaskan, bahwa dia melakukan itu dengan berbaring di lantai ruang belajar, kaki diangkat ke atas, agar darah mengalir ke kepalanya."
Jawaban Dirac yang ditulis Crowther itu, mungkin tampak sebagai ejekan. Namun sebenarnya, apa yang dia katakan sangatlah benar. Loncatan intelektual yang besar, hanya dapat diselesaikan seseorang dengan membiarkan seluruh darah dalam tubuh mengalir ke kepalanya-dengan mengarahkan semua energinya kepada pengejaran intelektual yang telah dijalaninya.
Sebenarnya, sedikit orang yang mau melakukan ini. Mereka lebih cenderung mengubah usaha mereka. Kegagalan mereka, membuat usaha mereka tidak sempurna dan tidak efektif. Setiap tugas yang baik, menuntut semua kekuatan yang dapat dikumpulkan individu. Satu-satunya cara untuk berhasil dalam kerjanya, seseorang harus memberi segala sesuatu apa yang dia miliki.
0 comments:
Post a Comment