Potensi Kita Adalah Kekayaan Kita
Tuesday, September 08, 2009
Para ahli psikologi telah menghitung bahwa manusia hanya menggunakan sepuluh persen dari kemampuan yang ia bawa sejak lahir. Profesor William James dari Universitas Harvard secara tepat telah meneliti, "Apa yang seharusnya kita menjadi, ternyata kita tak siap untuk menjadi." Meskipun kualitas alami telah dianugerahkan Allah kepada kita. Kesuksesan yang seharusnya menjadi milik kita di dunia ini tetap saja menjauhi kita karena "alasan sederhana" yang sebenarnya telah kita setujui tanpa berpikir sama sekali--hanya karena untuk mengatur kehidupan-kehidupan kita yang sepele. Kemudian, (karena) tidak puas, kita menyalahkan orang lain karena ia tidak memberikan hak kita. Hal demikian itu terdapat dalam diri kita sendiri. Padahal tidak demikian seharusnya. Sepatutnyalah kita interospeksi diri bila kita mendapati kekurangan-kekurangan dalam hidup ini.
Selalu memandang orang lain dengan iri dan rasa dendam tidak akan menuntun kita ke mana-mana. Bahkan malah dapat menjerumuskan kita pada musuh terburuk diri kita sendiri. Kenyataan seharusnya dihadapi secara jujur dan adil. Dimana hal itu akan terjadi bila kita menggali potensi diri sendiri secara penuh sehingga kita akan mencapai kesuksesan. Keputusan selain menggali potensi diri sendiri cuma akan menuntun kepada kegagalan.
Namun, diatas itu semua, hal yang mendasar adalah pertama-tama kita harus menetapkan apakah usaha-usaha kita sudah mengarah pada tujuan yang semestinya. Tanpa arah yang tepat potensi kita akan sia-sia belaka.
Pada masa purba dan bahkan sampai abad pertengahan, emas menjadi sangat berharga. Satu diantara perenungan para ilmuwan yang ada pada masa-masa itu adalah mengubah logam dasar menjadi emas. Mereka memimpikan bisa kaya mendadak dengan jalan mengubah logam itu menjadi emas. Sungguh, memimpikan kekayaan mendadak mendorong manusia pada abad tersebut melakukan usaha-usaha yang melebihi kemampuannya. Mereka lalai bahwa akibat dari usaha di luar kemampuan kita itu, hanya menjadikan mereka harus memanfaatkan semua waktu, harta dan energi secara sia-sia. Dan hal itu merupakan awal bagi kematian yang selalu mengejar mereka sebelum memperoleh apa-apa.
Hal seperti itu tampaknya tak pernah terjadi pada mereka yang mengetahui potensi dengan baik. Dengan potensi yang kita miliki logam-logam itu mempunyai manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan dengan apa yang pernah dibayangkan orang. Logam itu benar-benar bisa disulap menjadi emas dengan cara yang lain. Sebagai contoh, besi dapat diubah bukan menjadi emas (dalam arti sesungguhnya) tetapi menjadi mesin. Besi juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan segala tempat yang sangat kuat.
Di dunia sekarang ini, dengan mempelajari rahasia alam dan mengarahkan energi potensi dengan baik untuk membangun teknologi, negara-negara barat telah berhasil dalam memiliki kekayaan yang jauh lebih besar ketimbang perak dan emas.



0 comments:
Post a Comment