Jangan Takut Gagal oleh Frank Bettger

Monday, June 01, 2009


CUACANYA bagus pada suatu Sabtu siang pada tahun 1927. Tiga puluh lima ribu orang pecandu baseball berduyun ke Shibe Park, Philadelphia. Mereka ramai-ramai mau melihat Babe Ruth. Bob Grove, salah seorang pitcher kidal yang hebat sepanjang masa, baru saja mengenai Babe Ruth untuk kedua kalinya berturut-turut dari tiga bola yang dilempar. Di basis, ada dua pelari.

Ketika pemukul ahli itu kembali ke bench di tengah pekik sorak khalayak, ia melihat ke mimbar sambil tersenyum lebar, seperti yang dilakukan pertama kalinya, lalu menghormati dengan melambaikan topinya, lalu menuju tempat duduk pemain dan minum dengan tenangnya.

Pada giliran yang kedelapan, ketika ia masuk untuk kesempatan yang ketiga, situasinya demikian kritis. Athletics menang atas Yankees, 3 lawan 1. Basis penuh dan dua orang di luar. Sewaktu Babe memilih tongkat pemukul favoritnya dan mulai melangkah menuju plate, para penonton bergerak. Mereka gembira sekali.

"Pukul lagi !" teriak para pengagum pada Grove. Melihat sikapnya yang pongah ketika ia berada di kotak pitcher, nampaknya Grove yakin ia akan mampu memukul Babe.

Sewaktu pemukul kelas wahid itu mengambil posisi, massa menjadi histeris. Lalu ada jeda sejenak. Mickey Cochrane, catcher lihai dari Athletics membungkuk untuk memberikan tanda. Grove melempar bola dengan cepat sekali. Ruth mengayun,gagal. "Pukulan pertama!" teriak wasit. Lalu ada tanda lagi, dan lemparan bola lagi, yang sukar diikuti. Sekali lagi, Babe mengayun tongkatnya keras-keras, namun gagal. "Pukulan dua!" seru wasit.

Ruth terhuyung dan terjatuh. Debu mengepul ke atas, sewaktu Ruth berguling ke tanah. Massa makin menjerit-jerit. Ke orang yang duduk di sebelah,saya membisikkan sesuatu di telinganya. Namun suaraku sendiripun tidak kedengaran karena begitu riuh. Akhirnya, ia berdiri lagi sambil membersihkan debu dari bajunya, mengeringkan tangan dan bersiap-siap untuk pitch selanjutnya. Grove melempar bola pesat sekali sampai tidak seorang pengagum pun melihatnya. Babe mengayun. Tapi kali ini, kena. Tidak ada orang yangmenyadari apa yang terjadi pada saat itu karena demikian pesatnya. Bolanya tidak pernah kembali lagi!.

Bola melambung melewati papan nilai dan rumah-rumah serta jalan raya. Itulah salah satu pukulan terjauh yang pernah terjadi pada baseball.

Massa bersuit-suit ketika Babe Ruth berlari sekitar basis dan melewati plate di belakang pelari lainnya. Dan ternyata, menang.

Ruth saya perhatikan dengan seksama ketika ia melihat ke mimbar dan melambaikan topinya sambil menyunggingkan senyuman. Dan ekspresi wajahnya persis sama dengan dua trip sebelumnya, sewaktu ia kena caci maki dan ejekan.

Di kemudian hari, setelah Yankees mengalahkan American League, Ruth diwawancarai oleh Grantland Rice. "Babe," tanyanya,"Apa yang anda lakukan kalau sedang jelek pukulanmu?" Babe menjawab,"Saya terus bertindak biasa dan terus mengayunkan pukulan. Hukum rata-rata yang kuno itu akan berlaku bagus bagiku, seperti halnya juga terhadap orang-orang lainnya,kalau saya terus mengayun dengan benar. Kalau saya dua tiga kali luput memukul dalam suatu pertandingan, atau gagal memperoleh hit dalam seminggu,mengapa saya harus cemas? Biar pitcher yang cemas,merekalah yangakan menderita di kemudian hari."

Keyakinan bahwa ada hukum rata-rata yang berlaku baginya memungkinkan Babe Ruth untuk menerima kegagalan dan kemunduran dengan tersenyum. Falsafah yang sederhana ini ternyata berpengaruh besar dalam menjadikan dirinya seorang pemain baseball yang besar. Sikapnya untuk mau menerima baik keadaan buruk maupun baik telah menjadikannya seorang pemain dengan bayaran tertinggi, pertunjukan yang selalu menyedot ribuan pengunjung, dan showman terbaik dalam olahraga baseball.

Mengapa kita jarang diberitahukan tentang kegagaln orang-orang yang berprestasi dalam bidang olahraga, atau bisnis? Misalnya: kita membaca prestasi luar biasa dari Babe Ruth. Di tuliskan home run tak tertandingi dari Babe Ruth mencapai jumlah 851. Tetapi ada sesuatu hal yang 'rekor dunia' pula pada dirinya yang tidak diberitakan. Yaitu : kegagalnnya dalam memukul bola jauh melebihi semua pemain lain didalam sejarah baseball. Ia gagal 1300 kali!! Seribu tiga ratus kali ia merasakan pedihnya dicemoohkan sewaktu berjalan balik ke bench, sementara penonton mengejek dan menyorakinya. Tetapi rasa cemas akan kegagalan itu tidak pernah dibiarkannya sampai membuat dirinya lesu atau melemahkan usahanya. Sewaktu ia gagal, ia bersikap tegar. Itulah perlu suatu usaha!!

Anda patah semangat akibat kegagalan Anda? Perhatikan! Mungkin rata-rata Anda sama baiknya dengan orang-orang lain. Kalau nama Anda tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang sukses, janganlah kegagalan Anda yang dipersalahkan. Telitilah apa yang telah Anda lakukan. Mungkin Anda akan mendapati bahwa alasan sebenarnya adalah kekurangan usaha. Anda tidak cukup dalam berpraktek. Hukum rata-rata dari bapak tua kita tidak Anda beri peluang secukupnya untuk dapat berkerja pada diri Anda.

Cobalah teliti hukum rata-rata berikut ini:Ty Cobb meraih prestasi menakjubkan padatahun 1915 dengan memperoleh 96 basis curian.Tujuh tahun demikian, pada tahun 1922, Max Carey dari dari Pittsburt Pirates meraih prestasi rekor yang kedua, 51 basis curian. Apakan Cobb kalau demikian dua kali lebih baik dari Carey, saingan terberatnya? Silakan periksa catatan berikut:
Usaha Cobb : 134 Carey : 53
Gagal Cobb : 38 Carey : 2
SuksesCobb : 96 Carey : 51
Rata-rata 71% 96%

Ternyata rata-rata Carey lebih bagus dibandingkan Cobb. Tetapi Cobb mencoba 81 kali lebih banyak dibandingkan Carey. Dari 81 percobaannya, dihasilkan 44 basis curian lagi. Ia mengambil resiko 81 kali lebih dalam satu periode dibandingkan dengan lwan kerasnya. Cobb tercatat dalam sejarah sebagai pelari basis terbaik sepanjang masa. Biasanya orang beranggapan Cobb sebagai pemain terbaik.

Ty Cobb tidak mau terhalang oleh takut akan kegagalan. Apakah ada buahnya? Ya, Ty kini hidup dengan nyaman. Ia pensiun dalam delapan belas tahun ini dan setiap tahun membayar premi asuransi jiwa yang tinggi sehingga eksekutor dari rumah dan kekayaan akan mempunyai uang tunai secukupnya untuk membayar pajak kekayaan.

Apakah Anda percaya pada diri Anda sendiri dan hal-hal yang ingin Anda kerjakan? Siapkah Anda untuk untuk suatu kemunduran dan kegagalan? Apapun bidang yang Anda geluti, setiap kesalahan dan kegagaln itu seperti halnya kalau dalam baseball sebuah pukulan yang luput. Harta Anda yang terbesar adalah banyaknya pukulan yang gagal, semenjak hit yang terakhir. Semakin banyak jumlahnya, semakin Anda lebih dekat dengan hit Anda yang berikutnya.

Sya memperoleh banyak inspirasi dengan mempelajari catatan kegagalan berikut ini:

Seorang anak muda mencalonkan diriuntuk DPR di Illinois, tetapi tersisihkan. Ia melakukan bisnis, dan gagal. Selama tujuh belas tahun ia harus membayar hutang dari seorang partner yang tidak berarti sama sekali. Ia jatuh cinta dengan seorang wanita muda, bertunangan, namun wanita itu kemudian meninggal dunia. Ia terjun ke kancah politik lagi, dengan mengejar sebuah kursi di Congress, dan ternyata kalah total. Ia lalu menjadi calon anggota Senat Amerika Serikat, dan gagal total.Dua tahun kemudian ia dikalahkan oleh Douglas. Dirundung oleh kegagalan beruntun, orang ini mengalami kemunduran jauh sekali, tetapi menghadapi semua hal tadi, ia terus mencoba dan berusaha. Akhirnya ia menjadi salah seorang terbesar dalam sejarah manusia. Mungkin Anda telah mendengar sesuatu tentang dirinya. Namanya Abraham Lincoln.

Baru-baru ini saya bertemu dengan seorang eks wiraniaga, yangsekarangmenjadi pegawai di sebuah pabrik manufaktur yang kecil. Ia mengutarakan pada saya bahwa gagalnya sebagai seorang wiraniaga adalah karena ia takut gagal. "Sewaktu saya pergi ke luar mau menemui prospek, saya merasa gembira kalau prospeknya tidak berada di tempat. Kalau ia ada, saya khawatir jangan-jangan saya tidak memperoleh order. Saya menjadi cemas, sangat tegang, dan bersikap tidak wajar. Akibatnya, saya mati-matian berusaha menjual".

Cemas akan kegagalan merupakan suatu kelemahan yang wajar terdapat pada kebanyakan pria, wanita,dan anak-anak.

Suatu pagi saya makan pagi bersama Richard W.Campbell dari Altoona, Pennsylvania di Mt. Alto Hotel.Dick telah telah berprestasi luar biasa dalam menjual asuransi jiwa untuk Fidelity Mutual Life Insurance Company. Orang ini betul-betul berhasil dari bawah. Saya tanyakan kepadanya, apakah ia pernah dirundung kecemasan akan kegagalan. Saya terkejut karena perasaan itu katanya pernah membuatnya berpikir hendak meninggalkan pekerjaan itu. Coba kita perhatikan omongan Dick berikut ini:

"Barangkali tidak orang lain yang lebih berputus asa dan patah semangat dibandingkan diri saya dulu. Saya selalu kekurangan, tidak mengantongi uang sepeser pun, semakin sedikit orang yang saya kunjungi. Saya menjadi demikian malu atas laporanku sehingga saya mulai mengisi dengan data palsu, yakni kunjungan-kunjungan yang sebenarnya tidak pernah saya lakukan. Padahal, itu di catatan pribadi. Ya, saya mulai menipu diri saya sendiri. Sebenarnya, hal itu sudah merupakan hal serendah-rendahnya, yang dapat dilakukan seseorang. Pada suatu hari, saya naik mobil ke luar kota.Di suatu jalan yang sepi, mesin saya matikan. Saya duduk di sana selama tiga jam. "Mengapa hal ini kaujalankan?" tanyaku pada diri sendiri. "Campbell," ujarku pada diri sendiri, kalau engkau bersikap demikian, kalau kau biarkan dirimu tertundukkan maka kau juga tidak akan pernah dapat memenangkan orang lain. Kau hanya akan gagal........Hanya ada satu pilihan yang dapat dilakukan, dan pilihan itu harus kauambil sendiri sekarang juga. Tidak bisa ditunda nanti-nanti. Harus dilakukan sekarang!"

Semenjak saat itu Dick Campbell membuat catatan yang lengkap dan cermat mengenai rencana kerja dan rencana hidupnya. Dick berkata, "didunia ini, kita mendisiplinkan diri sendiri, atau kita didisplinkan oleh pihak luar. Saya lebih suka mendisiplinkan diri saya sendiri.l" Dick Campbell yakin bahwa dengan menerapkan rencana ini ia mampu menghapuskan semua perasaan cemas akan kegagaln. Ia berkata, "Kalau seorang wiraniaga sudah tidak lagi mengunjungi porospek secukupnya, ia akan kehilangan sikap acuh tak acuh."

Dan itulah yang dimiliki Babe Ruth: sikap acuh tak acuh.SaudaraGilbert berkata bahwa Babe Ruth kelihatan jauh lebih bersemangat jika sedang luput pukulannya, dibandingkan dengan jika ia sedang memukul home run,"

Dr.Louis E. Bosch, seorang psikiater ternama di Amerika, menulis: "Coba tanamkan kebiasaan untuk sedikit acuh tak acuh, jangan pedulikan apa nanti opmongan atau pikiran orang lain terhadap tindakanmu. Hal ini akan membuatmu disenangi. Dengan demikian, Anda justru akan lebih disenangi dan dicintai orang lain."

Kalau Anda mencoba terlalu keras dan menjadi terlalu tegang; Anda akan kelihatan semrawut. YA, JALANLAH TERUS DENGAN TEGAR, NAMUN JANGAN TAKUT KALAU HARI INI GAGAL. Hal itu tidak akan membuatmu jatuh. Tidak setiap hari Anda akan berhasil. Masyarakat menyukai orang yang kalah dengan sportif. Namun setiap orang akan mencenmoohkan mereka yang melarikan diri dari kancahnya.

"Yang menjadi menjadi perhatian saya bukan apakah Anda pernah gagal, melainkan apakah Anda dapat menerima kegagalan itu," ujar Abraham Lincoln.

Sebelum menemukan lampu listrik, Thomas Alva Edison telah gagal ribuan kali. Edison yakin bahwa setiap kegagaln akan lebih mendekatkannya pada keberhasilan.

Kalau Anda berhasil, tidak akan ada orang yang mengingat lagi berapa kali Anda gagal. Kegagalan tidak ada artinya sama sekali, kalau pada akhirnya keberhasilan yang akan tercapai. Dan itulah pemikiran yang seyogyanya membuat Anda bersemangat dan membuatmu bersikap tegar, kalau sedang mengalami kesulitan.

Jalanlah terus.Setiapminggu, setiap bulan, Anda akan menjadi lebih baik. Tidak lama lagi, pada suatu hari Anda akan menemukan jalan untuk melakukan suatu hal yang pada hari ini kelihatannya mustahil.

Shakespeare-lah orangnya yang menulis:"Keragu-raguan itulah yang merupakan pengkhianat. Perasaan itu membuat kita kehilangan hal-hal bagus yang mungkin dapat kita raih, karena kita lalu menjadi takut untuk mencoba."

KEBERANIAN ITU BUKAN KARENA TIDAK DILIPUTI PERASAAN TAKUT, MELAINKAN KARENA KITA BERHASIL MENGATASINYA.








0 comments:

Post a Comment

About This Blog

Blog Archive

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP