Kisah Seekor Burung oleh Muhammad Iqbal

Friday, June 19, 2009

Seekor burung tampak lemas didera dahaga
Nafasnya terengah-engah
Lalu dia melihat intan di sebuah taman
Sebab teramat dahaga
Burung tolol itu seperti melihat air
Karena tetap menyangka intan itu adalah air
Burung itu mematuk intan
Yang tak mungkin membasahi batang lehernya
Maka berkatalah sang intan:
" hai, budak nafsu yang kosong
Telah kau patuk aku dengan paruhmu
Tapi, aku bukan titik air
Aku tak mungkin memberikan minum
Aku tak mungkin dapat menghidupi siapapun
Kau melukai diriku. Gila kau ini !
Kehidupan yang menjelmakan pribadi asing bagimu
Airku akan menggetarkan paruh-paruh burung
Lalu membunuh kehidupan.
Burung itu tak mungkin menginginkan sang intan
Dia berlalu dari batu permata itu
Dengan perasaan kesal
Siulnya cuma jadi keluh kesah.
Setitik embun di dahan bunga mawar
Berkilauan bagai air mata burung bulbul
Karena mataharilah kilaunya itu
Maka gemetar dirinya takut kepada matahari
Gelisah resah bintang yang baru lahir
Yang sekejap 'kan padam, sebab gairah di pantau
Kerap tertipu yang mana didapatnya dari hidup ini
Lihatlah kini dia tergantung, sebentar hendak jatuh
Seperti airmata orang bercinta sebab kehilangan kekasihnya
Burung yang kesal itu
Lalu melompat di bawah pohon mawar
Kemudian titik embun itu netes di paruhnya,
Waha kau yang hendak melepaskan diri dari musuh
Aku bertanya kepadamu
Apakah kau titik air atau intan?
Bila burung hangus dalam api dahaga
Masih dimilikinya hidup yang lain
Titik embun itu tidak padu seperti intan
Sebab intan tak seperti embun
Intan jelas bentuknya
Maka jangan sejenakpun abaikan pribadimu
Padatkan air perakmu jadi batu perak!
Ciptakan nyanyian dari dawai kepribadian
Mewujudkan rahasia-rahasia kepribadian!

0 comments:

Post a Comment

About This Blog

Blog Archive

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP