Kisah Intan dan Batu Arang: Puisi Inspirasi dari Muhammad Iqbal
Wednesday, July 08, 2009
Kini aku buka lagi satu gerbang hakikat
Akan kuceritakan padamu kisah yang lain
Batu arang di tambang berkata kepada intan:
"Wahai, kau yang selamanya bercahaya kemilau
Kita adalah sahabat dan kita adalah satu ujud
Karena asal kejadian kita tak berbeda,
Tak ada nilai dalam diriku hingga aku hancur kelak
Sedangkan kau diletakkan menghias mahkota raja
Hati cermin remuk redam oleh keindahanmu
Dan ujudku yang hitam ini hanya menerangi alat masak
Lalu akhirnya aku jadi abu
Yang diinjak-injak kaki siapa saja
Dan mengubur keadaanku dengan abu itu
Betapa malang nasibku ini.
Tahukah kau dari apa asalku?
Sedangkan kau adalah gas pekat yang membeku
Dikarunia cuma sekali berkilau
Baik dalam sifat maupun fitrah kau bagai bintang
Setiap segimu memancarkan cahaya
Kadangkala kau jadi cahaya mata raja
Namun kadang pula kau jadi hiasan seorang pembunuh
Lalu intan menyahut:
"Wahai, kawan yang bijaksana
Ketahuilah, bahwa tanah hitam yang membatu makin tinggi mutunya
Setelah berjuang dengan lingkungannya
Dia jadi matang tumbuh keras seperti batu
Itulah sifat-sifat yang memberi sinar padaku
Yang mengisi ujudku dengan cahaya
Tapi karena engkau belum begitu matang
Maka kau tampak jadi hina dan tersingkir
Karena tubuhmu lunak kau dibakar orang
Namun, hindarilah rasa takut, duka dan sedih hati
Jadilah batu, jadilah intan!
Siapapun yang rajin berusaha dan kerap mencoba
Akan disinari olehnya
Segenggam tanah adalah muasal Batu Hitam
Yang menghiasi Ka'bah
Nilainya lebih tinggi dari gunung Sinai
Dia selalu dicium oleh yang berdosa dan yang suci
Dalam kesunyianlah letak keluhuran hidup!"
0 comments:
Post a Comment