Teguh Pribadi dengan Cinta: Puisi Inspirasi Muhammad Iqbal
Wednesday, July 08, 2009
Apabila pribadi diperkuat dengan cinta
Kekuatannya menguasai alam semesta
Kiai langit menghias langit dengan taburan bintang
Dipetiknya putik bunga dari dahan pribadi
Tangannya menjelma tangan Tuhan
Bulan pecah oleh jemarinya
Dialah yang akan mendamaikan setiap silang sengketa dunia
Petunjuknya dipatuhi oleh Darius dan Jamsid
Dengarlah. Akan kuceritakan riwayat Bu Ali Qalandar
Yang namanya termasyhur di daratan India
Dia yang mendendangkan taman bunga kepada kita
Dengan jubahnya yang berkebaran penuh kemilau
Berubahlah negeri bencana itu jadi taman firdausi
Suatu hari seorang santrinya yang muda berjalan-jalan ke pasar
Saat itu pula tampak gubernur kota tengah menunggang kuda
Para oengawal dan pemayung turut berkuda di sisinya
Pengawal yang di depan berseru kepada santri muda itu:
"Hai, orang gila. Enyahlah kau dari jalan Tuan Gubernur!"
Tapi, santri itu terus berjalan tanpa hirau dengan kepala menunduk
Tenggelam dalam bara api lamunannya
Lalu sang gubernur mengayunkan tongkat ke kepalanya
Sampai patah tongkat itu
Santri muda itu mengerang kesakitan sambil menyingkir ke tepi
Dia amat sedih, hatinya luka
Kemudian dia mendatangi Bu Ali masih dengan airmata kesedihan
Betapa terkejutnya sang Kiai mendengar peristiwa itu
Lalu dia perintahkan kepada juru tulisnya:
"Tulislah sepucuk surat kepada sang Sultan.
Katakan kepada beliau
Bahwa gubernur telah menganiaya seorang santriku
Karena dia telah menodai hidupnya dengan tabiatnya sendiri
Tangkap gubernur celaka itu
Jika tidak, maka kerajaanmu akan kuserahkan kepada orang lain."
Surat kiai itu sampai kepada Tuhan
Sultan menggigil ketakutan
Sekujur tubuhnya didera penderitaan
Wajahnya pucat pasi seperti matahari senjakala
Maka sultan pun menghukum gubernur tersebut
Lalu dia meminta ma'af kepada Bu Ali sang Sufi suci.
Maka sang sultan memilih Khusrau penyair terkemuka
Untuk menjadi wakilnya menghadap Bu Ali
Penyair berbakat selembut sinar rembulan itu
Datang kepada sang sufi seraya memainkan sitarnya
Syairnya yang mempesona itu sanggup meluluhkan hati sang sufi
Dan Bu Ali pun memberikan ma'af kepada sang sultan.
Syeh Ali berfatwa:
"Jangan lukai hati ulama dan sang sufi
Jangan lemparkan dirimu ke dalam nyala api kemungkaran."
0 comments:
Post a Comment