Showing posts with label Rasa. Show all posts
Showing posts with label Rasa. Show all posts

Pemuda

Tuesday, September 15, 2009




Apakah ini kedengaran seperti pernyataan yang tidak asing lagi: "Anak-anak tidak lagi mematuhi orangtuanya dan mereka melahap makanannya!" Kedengarannya serius, bukan? Ada orang-orang pada zaman sekarang yang punya pandangan sangat negatif terhadap para pemuda kita. Tetapi sebelum kita meneruskan lebih lanjut baiklah akan saya katakan bahwa pernyataan itu ditulis lebih dari empat ratus tahun yang lalu di suatu tempat di Lembah Sungai Nil.

Sejak awal, selalu ada orang yang berpikir bahwa generasinya paling buruk atau paling jahat sepanjang masa. Dan ada orang pada zaman sekarang yang berkeyakinan bahwa sebagai bangsa kita tidak punya masa depan. Saya mengakui bahwa ada suatu masa di tahun enam puluhan dan awal tahun tujuh puluhan ketika saya menderita sedikit kasus "pembusukan pemikiran". Saya mulai bertanya-tanya dalam hati apakah kita tidak kehilangan pegangan dan sedang terus merosot ke bawah.

Untunglah, bandul sekarang sedang membuat ayunan kembali ke cara pendekatan terhadap kehidupan yang lebih waras dan lebih kokoh. Setelah orangtua mulai mengajarkan rasa hormat dan disiplin, dengan banyak cinta yang dimasukkan ke dalamnya, para pemuda kita akan benar-benar dipersiapkan untuk karir yang produktif. Saya yakin para pemuda zaman sekarang pintar dan cerdas serta layak mendapatkan keuntungan diberi pelajaran disiplin dan tanggung jawab. Itulah satu-satunya cara mereka bisa tumbuh dan siap menerima kendali bisnis dan pemerintahan sehingga mereka bisa meninggalkan masa depan yang cemerlang untuk generasi yang menyusul.

PEMUDA BANGSA ADALAH PENANGGUNG JAWAB GENERASI MENDATANG. (BENJAMIN DISRAELI)


Baca selengkapnya.....

Disiplin Anak




Oranguta yang tidak mendisiplinkan anaknya mungkin berbuat begitu karena citra diri yang buruk. Dalam keluarga, citra diri buruk kerap kali dimanifestasikan dengan keengganan untuk mendisiplinkan anak. Orangtua menyembunyikan hal ini di balik topeng serba memperbolehkan. "Saya sangat mencintainya sehingga saya tidak bisa mencegahnya memiliki apa pun."

Sesungguhnya, oranguta sering merasa takut menyebabkan anak menarik diri atau menahan cintanya. Kebenaran yang patut disayangkan adalah bahwa hal ini sering menyebabkan orangtua kehilangan pengendalian dan bahkan kehilangan rasa hormat dan cinta. Anak kehilangan kepercayaan kepada orangtua dan rasa aman yang menyertai kesadaran tentang siapa yang memimpin. Segera citra diri anak juga rusak, dengan akibat yang luas.

Ini langkah pertama dalam kehilangan rasa hormat kepada wewenang yang akhirnya menyebabkan pemberontakan terhadap wewenang. Yang merupakan tragedi adalah bahwa banyak masalah bisa dihindari kalau orangtua dan guru tahu bagaimana cara mengenali tanda-tanda citra diri buruk. Tindakan anak jelas sekali mengatakan "perhatikan saya," "cintailah saya", "saya ingin kau memperdulikan apa yang saya lakukan!".

Para orangtua dan guru, kalau Anda mendisiplinkan anak itu, Anda mengatakan kepada si anak bahwa Anda sangat memperhatikan apa yang dia lakukan sehingga Anda memberlakukan pengaruh untuk mengarahkan apa yang dilakukannya.

ORANGTUA YANG MENYAYANGI ANAKNYA MELAKUKAN APA YANG PERLU DILAKUKAN, BUKAN APA YANG DIINGINKAN ANAK UNTUK DILAKUKAN.


Baca selengkapnya.....

Rasa Syukur............Free Neil Gallagher Inspiration

Thursday, September 10, 2009




Dalam sebuah artikel yang saya baca belum lama ini, teman kita Neil Gallagher, seorang pengarang terkemuka, menulis tentang rasa syukur. Marilah kita dengarkan dia.

Hari ini saya bersyukur kepada Tuhan karena:
Saya bisa melihat
-warna pelangi
-struktur kepingan salju
-sinar matahari yang keemasan
-senjakala yang merah jambu keunguan

Saya bisa mencium bau
-ikan segar
-limau yang baru dibelah
-jerami yang baru disabit
-bayi yang baru dibedaki

Saya bisa mendengar
-truk besar membunyikan klakson di jalan raya
-deringan telepon
-jazz yang panas dan blues yang lembut
-bisikan rahasia seorang cucu

Saya bisa merasakan
-pelukan teman hidup saya
-hawa dingin yang menusuk hidung dan sengatan rasa nyeri
-degupan jantung dan kejapan mata saya
-urat-urat daun

Saya bisa mencecap
-gigitan saus pedas pada lidah yang tidak curiga
-renyahnya keripik dan lembutnya yogurt
-lezatnya teh hangat

Hari ini, saya bersyukur untuk mata, hidung, telinga, sentuhan, dan lidah--jalan yang harus dilalui untuk kebaikan dunia dan cinta kasih Allah.

Hari ini, saya bersyukur untuk keluarga dan teman-teman, keyakinan dan bendera saya.

Hari ini, saya bersyukur untuk semuanya.

Hari ini, saya berkata: "Tuhan, Kau memberiku begitu banyak. Beri aku satu hal lagi--hati yang bersyukur."

Bukankah itu pemikiran yang bagus? Terimaksih, Neil, untuk kata-kata indah yang bisa dikomunikasikan begitu jelas.


Baca selengkapnya.....

Rasa Rendah: Inspirasi dari Zig Ziglar

Tuesday, July 21, 2009



Ada saat-saat dalam kehidupan kita semua ketika kita merasa berada di bawah dan mengalami saat-saat singkat penuh keraguan. Bahkan, mendiang Dr. Maxwell Maltz telah menulis, "Paling sedikit sembilan puluh lima persen dari semua orang di dunia merasa dirinya rendah." Alasan mengapa begitu banyak orang yang merasa dirinya rendah tentang kehidupannya, penampilannya, keahlian dan kemampuannya adalah karena kita melewatkan terlalu banyak waktu untuk membandingkan diri kita dengan para pahlawan dari dunia kepura-puraan televisi.

Setiap gadis remaja merasa bahwa dia paling tidak harus memperoleh nilai "10" supaya bisa diterima oleh teman-teman sekelasnya.

Setiap pemuda remaja merasa bahwa dia harus mempunyai perpaduan antara Tom Selleck dan Joe Theismann yang digabungkan menjadi satu.

Setiap ayah merasa bahwa dia harus super sukses dalam bisnis supaya bisa diterima sebagai seorang ayah.

Masalah kita adalah bahwa kita membuat kesalahan membandingkan diri kita dengan orang lain. Anda adalah Anda dan Anda tidak harus menyamai orang lain manapun. Anda tidak lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan dengan manusia lainnya. Sang Pencipta telah menciptakan setiap orang dari kita masing-masing dengan sentuhan keunikan dan keaslian. Anda tidak menentukan sukses Anda dengan membandingkan diri Anda dengan orang lain, sebaliknya Anda menetapkan sukses Anda dengan membandingkan pencapaian prestasi Anda dengan kemampuan Anda. Anda adalah "nomor satu" kalau Anda melakukan yang terbaik dengan apa yang Anda miliki.

LANGKAH-LANGKAH SUKSES
1. Hari ini saya akan menyadari bahwa diri saya istimewa dan unik, dan saya akan menggunakan bakat saya dan bukannya menginginkan bakat orang lain.
2. Hari ini saya akan ___________________________________________________________________________________________



Baca selengkapnya.....

About This Blog

Blog Archive

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP